Tahukah Anda ada banyak aneka pilihan investasi dalam emas yang  tersedia sekarang ini? Anda bisa berinvestasi dalam emas bukan hanya  dalam bentuk emas perhiasan dan juga emas  batangan saja (bentuk investasi dalam emas yang paling banyak  dikenal saat ini) tapi bisa juga Anda investasi emas dalam bentuk yang  lainnya.
Selain Anda bisa investasi emas dalam bentuk fisik (memiliki bentuk  fisik seperti emas perhiasan, emas bantagan, koin emas, dll), Anda juga  bisa berinvestasi pada paper aset seperti membeli saham perusahaan  pertambangan emas maupun produk derivatif seperti membeli kontrak emas  di Bursa Berjangka.
Dengan bantuan teknologi, emas bisa diperjualbelikan sebagai komoditas di  perdagangan berjangka (future trading/margin trading). Artinya Anda  tidak memegang fisik dari emas yang Anda beli, tetapi hanya memilki  bukti administrasi atas kepemilikannya. Hebatnya lagi dengan  berinvestasi dalam bursa berjangka, Anda tak harus menyiapkan dana besar  atau modal besar.
Transaksi diBursa Berjangka
Berinvestasi emas di Bursa Berjangka   terkesan agak lain, karena Anda bisa menjual terlebih dahulu saat  harga mahal dan membelinya saat harga murah (sell high, buy low).
Transaksi di Bursa Berjangka merupakan transaksi perdagangan, yakni  mengurangi risiko dan sekaligus mencari keuntungan dari selisih  jual-beli sebagai akibat perubahan harga komoditas yang diperdagangkan,  dalam hal ini adalah emas.
Secara singkat, kontrak dagang berjangka adalah suatu kontrak untuk  membeli (long) atau menjual (short) suatu aset dasar  yang penyerahannya dilakukan pada masa yang akan datang sesuai harga  yang terjadi di bursa saat kontrak jatuh tempo.
Pada posisi jual (short), seorang pelaku akan mengambil  posisi jual terhadap komoditas untuk melindungi risiko penurunan harga  pada masa mendatang. konkretnya, seorang pelaku memperkirakan bahwa  harga komoditas akan menurun, sehingga dia menjualnya saat ini dengan  harga yang lebih mahal dan nantinya bisa membeli kembali ketika harga  komoditas sudah lebih murah.
Sementara itu, posisi beli (long), seorang pelaku memasang  posisi beli pada suatu komoditas. Pertimbangannya, harga komoditas  tersebut pada masa mendatang diperkirakan akan naik. Jadi, beli pada  saat murah dan nanti bisa menjualnya kembali pada harga yang lebih  mahal.
Untuk turut bermain emas di Bursa Berjangka, Anda cukup membayar  margin di muka (initial margin) sebesar Rp 1,5 juta per lot (ukuran  kontrak adalah lot, di mana 1 lot sama dengan 100 gram emas), dengan  membuka rekening di salah satu pialang seperti PT. FASTING FUTURES Semarang..
Selanjutnya, nilai per kontrak (lot) akan berfluktuasi seiring dengan  naik-turunnya harga emas di bursa. Anda bisa saja menutup posisi Anda  walau belum jatuh tempo, caranya dengan mengambil posisi sebaliknya dari  posisi awal Anda pada kontrak yang sama.
Simulasi Transaksi Emas di Bursa Berjangka
Misalkan harga emas pada kontrak berjangka emas (GLODGR) yang akan jatuh  tempo akhir bulan ini berada pada level Rp 400.000 per gram. Ekspektasi  Anda, bahwa harga emas dalam beberapa hari ke depan akan mengalami  penurunan. Untuk mendapatkan keuntungan dari ekspektasi penurunan harga  emas, Anda harus mengambil posisi jual (short) pada kontrak  tersebut.
Anda membeli 10 lot GOLDGR yang akan jatuh tempo di akhir bulan ini,  dengan initial margin yang harus disetor sebebsar Rp 6 juta.  Andaikan pada hari yang sama, pada saat perdagangan ditutup, harga emas  turun ke level Rp 399.000 per gram, pada posisi ini Anda sudah untung  sebesar Rp 1 juta (10 lot x 100 x (400.000-399.000)).
Kalau keesokan harinya ternyata harga emas terus turun dan ditutup  diharga Rp 398.000 per gram, Anda akan untung lagi sebesar Rp 1 juta (10 lot x 100 x (399.000-398.000)). Untuk merealisasi keuntungan, Anda  bisa keluar dari transaksi sebelum kontrak jatuh tempo dengan  mengambil posisi beli (long).
Total keuntungan Anda adalah sebebsar Rp 2 juta, di luar biaya  transaksi. Keuntungan Anda akan berlipat-lipat dengan semakin banyak  jumlah lot yang Anda beli. Sangat menggiurkan bukan? Dengan bermodal Rp 6  juta Anda sudah bisa berdagang emas sebanyak 1 kg, padahal Anda sendiri  tidak memiliki emasnya.
Tapi apa yang terjadi bila perkiraan Anda meleset, harga emas bukannya  turun malah naik, misalkan menjadi Rp 401.000 per gram. Nilai per lot  menjadi Rp 40,1 juta (Rp 401.000 x 100 gram). Anda akan tertimpa  kerugian sebesar Rp 1 juta (10 lot x 100 x (401.000-400.000)).,  sehingga saldo Anda akan berkurang Rp 1 juta menjadai Rp 5 juta. untuk  terus bertransaksi Anda harus menyetor dana tambahan sebebsar Rp 1 juta  sehingga rekenign Anda menjadi sama dengan posisi awal sebesar Rp 6  juta.
Karena dalam transaksi ini, jika, saldo Anda lebih kecil dari Rp 1,5 juta per lot (maintenance margin) Anda harus menyetor dana  tambahan sehingga saldo rekening kembali pada posisi awal, yaitu  sebesar Rp 6 juta per lot. Kalau Anda tidak menambahkannya, maka Anda  harus keluar dari transaksi.
Faktor-faktor
Sebelum Anda bertransaksi  di Bursa Berjangka tentunya Anda  mempertimbangkan beberapa hal, misalkan terkait dengan masalah  fundamental komoditi yang Anda ingin transaksikan . Aspek  fundamental terkait dengan stock komoditi tersebut, apakah permintaannya  semakin bertambah atau malah berkurang? Dari sisi demand juga perlu  dipertimbangkan.
Dan kedua adalah berkaitan dengan aspek teknikal. Dalam hal ini, alat  utamanya adalah menggunakan grafik perkembangan harga suatu komoditas  dalam kurun waktu tertentu. Ada dua factor yang perlu dipertimbangkan,  yakni analisa garis support dan resistance. Yang dimaksud dengan garis  support adalah garis yang menghubungkan titik-titik terendah dari harga  suatu komoditas, sedangkan garis resistance merupakan garis yang  menghubungkan titik-titik tertinggi dari harga.
Berdasarkan pengalaman empiris, seorang pelaku di bursa berjangka  dapat mengambil posisi beli jika harga yang terjadi berada diatas garis  support dan sebaliknya mengambil posisi beli. Kenapa begitu? Sebab,  biasanya, harga akan bernajak naik. Sedangkan, kalau harga sudah berada  di bawah garis resistance, sebaiknya lakukan penjualan.
Jika menggunakan garis resistance, yang perlu diperhatikan  adalah apakah harga sudah berada berada di bawah garis tersebut. jika  ya, biasanya, harga komoditas akan menurun, sehingga perlu  dipertimbangkan untuk mengambil posisi jual.
Strategi yang Perlu Dilakukan
Secara umum sebelum Anda bertransaksi di Bursa Berjangka ada  beberapa stratetgi investasi yang sebaiknya dilakukan agar dapat meraih  keutungan atau terhindar dari kerugian yang besar.
Yang pertama adalah batasi jumlah transaksi investasi Anda. Dalam  praktik, transaksi di Bursa Berjangka harus melalui pialang dana investor wajib  menyerahkan sejumlah dana yang disebut sebagai deposit margin yang  besarnya minimum Rp 20 juta. Tentu saja, setoran yang lebih besar  diperkenankan.
Tapi, kalau Anda belum memahami dan merasakan bagaimana bermain di  bursa berjangka, jangan tempatkan semua uang Anda disana. Dan ini juga  sangat sesuai dengan kaidah investasi yang mengatakan jangan  menempatkan semua telur dalam satu keranjang. Karena itu, kami  menganjurkan agar Anda hanya menempatkan sebagian kecil saja sebagai  awal. Dan bila Anda semakin mahir, maka tentunya bisa saja Anda menambah  kapan saja.
Kedua, bila ternyata pasar sedang stagnan atau tidak terjadi  pergerakan harga yang signifikan, ada baiknya Anda mengambil sikap wait  and see. Tapi kalau harga bergerak cukup fluktuatif, segera ambil  posisi, termasuk keluar dari transaksi bila ternyata pergerakan  harga berbeda dari apa yang diperkirakan. Seorang pialang umumnya  memberikan nasihat untuk melakukan cut loss bila floating loss (kerugian  yang belum direalisasi) sudah mencapai sekitar 5% dari jumlah dana.  Artinya, kalau Anda menanamkan uang sebesar Rp 20 juta dan harga  komositas berubah dan Anda harus menanggung rugi sebesar Rp 1.000,000,  keluar saja dari transaksi tersebut.
Sebaliknya, kalau harga bergerak seiring dengan perkiraan Anda dan  Anda sudah mendapatkan floating profit, jangan serakah. Eksekusi dapat  dilakukan pada saat harga sudah mendekati optimum misalnya pada  saat harga sudah bergerak naik sekitar 10%.
Ketiga, masukkan aspek psikologis dan capital management dalam  mengambil keputusan. Aspek psikologis, terkait dengan rasa keraguan Anda  dalam posisi transaksi yang Anda ambil. Bila dirasa kurang yakin maka  keluarlah dari transaksi.
Tapi tentunya saja jangan hanya keluar saja tanpa ada alasan yang  cukup jelas. Selain itu, bila Anda baru saja mendapatkan keuntungan yang  besar, jangan terburu-buru untuk menambahkan jumlah investasi Anda,  karena hal ini bisa malah menjadi boomerang kepada Anda. bila Anda  sedang dalam kebingungan, ada baiknya bila Anda meminta nasehat dari  pensehat investasi.
Terkait dengan aspek capital, jangan memaksakan diri Anda.  dalam bermain di Bursa Berjangka Anda perlu mengetahui berapa besar risiko yang bisa  ditanggung bila ternyata posisi yang diambil salah. Jangan memaksakan  diri untuk menahan floating loss yang terlalu besar karena hal ini akan  menyulitkan Anda untuk melakukan recovery.
dikutip dari : Harian Umum Sore Sinar Harapan